Skip navigation

Hari ini 16 orang Aleutians ditambah dengan tuan rumah (atau tuan saung?) berbagi cerita tentang masa kecilnya, terutama yang berhubungan dengan lingkungan tinggalnya. Masing-masing satu cerita dengan latar belakang Purworejo, Yogyakarta, Batu Raja-Palembang, dan pabrik kertas Padalarang, dua cerita dengan latar budaya Tionghoa, dua cerita dengan latar wilayah Sukamiskin, dan dua cerita dengan latar kawasan Derwati, tempat Aleut! berkumpul hari itu. Keluarga tuan rumah, Bpk. Rifki Rosyad, sudah turun temurun meninggali kawasan Derwati. Lainnya adalah cerita dari berbagai lokasi di Bandung.

Ada banyak cerita menarik yang disampaikan oleh Bpk. Rifki, mulai dari masa kecil dengan lingkungan persawahan, rawa-rawa, dan sungai, hingga sensasi-sensasi dalam mengikuti perubahan zaman, seperti masuknya listrik, televisi hitam-putih, televisi berwarna, hingga sensasi kehadiran jalan aspal di Derwati. Oya, cerita ini masih ditambah juga dengan cerita perubahan-perubahan dalam sikap keagamaan.

Tradisi permainan saat bulan purnama dan beragam permainan masa anak-anak yang memanfaatkan bahan-bahan dari tetumbuhan juga menjadi daya tarik dari cerita Bpk. Rifki. Hampir semua pengalaman dan permainan itu dilakukan secara berkelompok, melibatkan banyak teman lain dalam rentang usia yang lebih-kurang sama. Ya, pengalaman lingkungan seperti ini tampaknya sudah semakin kecil kemungkinannya untuk dapat dialami juga oleh generasi masa kini. Pengalaman anak-anak masa kini jarang yang dilakukan secara berkelompok, permainan lebih banyak yang bersifat perorangan atau kelompok kecil dan lebih banyak berhubungan dengan perangkat elektronik. Lingkungan alam sudah sangat banyak berubah.

Dalam “Aleut! Berbagi Cerita” hari ini juga ada beberapa informasi menarik, di antaranya spekulasi makna nama beberapa tempat. Dikatakan bahwa kata derwati dapat dipakai sebagai istilah untuk mengatakan kondisi seperti dalam peribahasa ‘hangat-hangat tai ayam’, namun disarankan juga untuk melacak kemungkinan lainnya dalam dunia perwayangan.

Muncul juga pembicaraan tentang nama wilayah Kordon. Paling tidak ada dua nama tempat Kordon yang cukup populer di Bandung, satu di atas kawasan Dago dan satu lagi di sebelah timur Buahbatu. Dalam kamus Inggris, cordon berarti garis atau lingkaran penjaga. Mungkin kata ini bentukan dari cord yang berarti kawat, kabel atau pita. Kata cordon juga dapat dipakai untuk kata kerja seperti dalam cordoned off yang artinya menutup dengan penjagaan ketat. Sedangkan kamus Belanda menerangkan kordon sebagai garis pelindung atau garis pertahanan.

Masih ingin berspekulasi lebih lanjut, berbatasan dengan wilayah Kordon di Buahbatu terdapat nama daerah Tegal Luar yang dulu berbatasan dengan Ciparay. Kedua tempat dengan nama Kordon ini memiliki dam dengan pintu air dan terletak agak jauh dari pusat kota. Dekat dengan Kordon di Buahbatu terdapat rumah peninggalan Hindia-Belanda yang masih berdiri sampai sekarang. Pada tahun 1970-an rumah itu didatangi orang Belanda yang mengaku kakeknya dulu pernah tinggal di situ. Di lokasi lainnya, ada sebuah mesjid yang melibatkan sebuah perusahaan Hindia-Belanda dalam perancangannya. Nah, lalu apa artinya kordon sebagai nama tempat? Kita simpan saja dulu pertanyaan dan berbagai petunjuknya ini sampai menemukan data-data pendukung lainnya hehe.

Rumah peninggalan masa Hindia-Belanda di Derwati

Kembali ke “Berbagi Cerita” yang dihiasi makan siang yang mantap dan rujak aceh, kami dapatkan bahwa umumnya pengalaman langsung dengan lingkungan alami semakin hari sudah semakin berkurang. Banyak nama pohon atau tanaman atau jenis-jenis ikan dan binatang yang sudah semakin terlupakan karena lingkungan yang ada sekarang sudah tidak menyediakan lagi ruang hidup bagi semua itu.

Bagian lebih rinci dari kegiatan Komunitas Aleut! ini akan saya tuliskan terpisah saja…

Ridwan Hutagalung

7 Februari 2011

Terima kasih untuk Icha, dan Bpk. Rifki Rosyad beserta seluruh keluarga yang sudah memberikan ruang buat kegiatan Komunitas Aleut! dan maaf sudah banyak merepotkan. Untuk Nara pemberi kunci menuju Kordon, Pia Zakiyah yang ngecek kamus online, dan pastinya semua teman lain yang tak bosannya mengikuti kegiatan Aleut! Semoga bermanfaat.

Dipublish juga di http://www.facebook.com/note.php?note_id=492831051486

Foto-foto kegiatan dapat dilihat di sini : http://www.facebook.com/album.php?id=519229089&aid=289560

2 Trackbacks/Pingbacks

Leave a comment